Panduan Lengkap Niat Puasa Lebaran Haji dan Tata Cara Pelaksanaannya
Niat Puasa Lebaran Haji: Panduan Lengkap dan Tata Cara Pelaksanaannya
Puasa Lebaran Haji merupakan ibadah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 8-10 Dzulhijjah. Puasa ini memiliki banyak keutamaan dan manfaat, salah satunya adalah sebagai bentuk rasa syukur atas kemenangan setelah menjalankan ibadah haji.
Selain itu, puasa ini juga dapat menjadi ajang untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan memperkuat keimanan kepada Allah SWT. Dalam sejarah Islam, puasa ini pertama kali dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat beliau.
Dalam pembahasan kali ini, kita akan membahas secara lengkap tentang tata cara pelaksanaan puasa Lebaran Haji, mulai dari niat, syarat, hingga adab-adab yang harus diperhatikan. Selain itu, kita juga akan membahas tentang keutamaan dan manfaat dari ibadah puasa ini.
Niat Puasa Lebaran haji
Dalam melaksanakan ibadah puasa Lebaran haji, terdapat beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, mulai dari niat hingga tata cara pelaksanaannya. Berikut ini adalah 8 poin penting yang wajib dipahami:
- Pengertian: Puasa sunnah yang dilaksanakan setelah Hari Raya haji.
- Tujuan: Sebagai bentuk rasa syukur dan membersihkan diri dari segala macam pelanggaran.
- Waktu: Dilaksanakan pada tanggal 8-10 Dzulhijjah.
- Hukum: Sunnah.
- Syarat: Beragama Islam, baligh, berakal sehat, dan mampu.
- Rukun: Niat, menahan diri dari makan dan minum, serta menjaga diri dari segala hal yang membatalkan puasa.
- Keutamaan: Mendapatkan pahala yang berlimpah, menghapuskan berbagai macam pelanggaran, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Tantangan: Menahan rasa haus dan lapar, serta menjaga diri dari berbagai macam godaan.
Dalam pelaksanaannya, niat memegang peranan yang sangat penting. Niat harus diucapkan pada malam hari sebelum melaksanakan puasa. Selain itu, selama menjalankan ibadah puasa, perlu diperhatikan juga berbagai adab dan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan memahami dan menjalankan ibadah puasa ini dengan baik, seorang muslim akan memperoleh banyak keutamaan dan manfaat, baik di dunia maupun di akhirat.
Pengertian
Puasa Lebaran Haji merupakan salah satu ibadah puasa sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Puasa ini dilaksanakan setelah Hari Raya haji, tepatnya pada tanggal 8, 9, dan 10 Dzulhijjah. Tujuan utama dari ibadah puasa ini adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan setelah melaksanakan ibadah haji, serta untuk membersihkan diri dari berbagai macam dosa dan pelanggaran.
- Waktu Pelaksanaan: Puasa Lebaran Haji dilaksanakan selama tiga hari, yaitu pada tanggal 8, 9, dan 10 Dzulhijjah.
- Hukum Pelaksanaan: Puasa Lebaran Haji hukumnya sunnah, namun sangat dianjurkan bagi umat Islam yang mampu untuk melaksanakannya.
- Keutamaan: Puasa Lebaran Haji memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah dapat menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan derajat ketakwaan, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Syarat Pelaksanaan: Syarat untuk dapat melaksanakan Puasa Lebaran Haji adalah beragama Islam, baligh, berakal sehat, dan mampu menahan diri dari makan dan minum.
Demikianlah penjelasan tentang pengertian Puasa Lebaran Haji, waktu pelaksanaan, hukum pelaksanaan, keutamaan, serta syarat pelaksanaannya. Dengan memahami hal-hal tersebut, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah Puasa Lebaran Haji dengan baik dan khusyuk, sehingga dapat memperoleh pahala dan keberkahan dari Allah SWT.
Tujuan
Dalam konteks Puasa Lebaran Hajj, tujuan sebagai bentuk rasa syukur dan membersihkan diri dari segala macam pelanggaran memiliki hubungan erat dengan niat. Niat merupakan tekad atau keinginan yang kuat untuk melakukan sesuatu. Dalam hal ini, niat untuk melaksanakan Puasa Lebaran Hajj didasari oleh tujuan tersebut.
Tujuan sebagai bentuk rasa syukur dan membersihkan diri dari segala macam pelanggaran menjadi motivasi yang kuat bagi seseorang untuk melaksanakan Puasa Lebaran Hajj. Niat yang kuat akan mempengaruhi tindakan seseorang, termasuk dalam melaksanakan ibadah puasa. Dengan niat yang kuat, seseorang akan lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan Puasa Lebaran Hajj.
Selain itu, tujuan tersebut juga mempengaruhi cara seseorang melaksanakan Puasa Lebaran Hajj. Dengan tujuan untuk membersihkan diri dari segala macam pelanggaran, seseorang akan lebih menjaga diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa, seperti makan, minum, dan berkata-kata kotor. Dengan demikian, Puasa Lebaran Hajj yang dilaksanakan dengan niat yang kuat dan tujuan yang jelas akan lebih berpahala dan bermanfaat bagi pelakunya.
Secara praktis, memahami hubungan antara tujuan sebagai bentuk rasa syukur dan membersihkan diri dari segala macam pelanggaran dengan niat dalam Puasa Lebaran Hajj dapat membantu seseorang untuk lebih menghayati dan mensyukuri ibadah yang dilaksanakan. Dengan pemahaman yang baik, seseorang akan lebih mudah untuk melaksanakan Puasa Lebaran Hajj dengan niat yang kuat dan tujuan yang jelas, sehingga memperoleh pahala dan keberkahan dari Allah SWT.
Waktu
Waktu pelaksanaan Puasa Lebaran haji memiliki hubungan yang erat dengan niat puasa lebaran haji. Niat merupakan tekad atau keinginan yang kuat untuk melakukan sesuatu, termasuk melaksanakan ibadah puasa. Dalam hal ini, niat untuk melaksanakan Puasa Lebaran haji harus disertai dengan kesadaran dan pemahaman tentang waktu pelaksanaannya.
Waktu pelaksanaan Puasa Lebaran haji yang telah ditentukan, yaitu pada tanggal 8-10 Dzulhijjah, memiliki hikmah dan tujuan tertentu. Dengan mengetahui dan memahami waktu pelaksanaan tersebut, seseorang dapat mempersiapkan diri dengan baik, baik secara fisik maupun mental. Persiapan ini meliputi pengaturan waktu, penyediaan makanan dan minuman untuk sahur dan berbuka, serta menjaga kesehatan tubuh agar tetap fit selama menjalankan ibadah puasa.
Selain itu, memahami waktu pelaksanaan Puasa Lebaran haji juga dapat membantu seseorang untuk lebih fokus dan khusyuk dalam menjalankan ibadah puasa. Dengan mengetahui bahwa Puasa Lebaran haji hanya dilaksanakan pada tanggal 8-10 Dzulhijjah, seseorang dapat lebih menghargai dan memanfaatkan waktu tersebut untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Secara praktis, memahami hubungan antara waktu pelaksanaan Puasa Lebaran haji dengan niat puasa lebaran haji dapat membantu seseorang untuk lebih optimal dalam melaksanakan ibadah puasa. Dengan persiapan yang matang dan fokus yang baik, seseorang akan lebih mudah untuk menjalankan Puasa Lebaran haji dengan niat yang kuat dan tujuan yang jelas, sehingga memperoleh pahala dan keberkahan dari Allah SWT.
Hukum
Dalam konteks Puasa Lebaran Haji, hukum sunnah memiliki hubungan yang erat dengan niat puasa lebaran haji. Niat merupakan tekad atau keinginan yang kuat untuk melakukan sesuatu, termasuk melaksanakan ibadah puasa. Dalam hal ini, niat untuk melaksanakan Puasa Lebaran Haji harus disertai dengan kesadaran dan pemahaman tentang hukum pelaksanaannya.
Hukum sunnah dalam Puasa Lebaran Haji berarti bahwa ibadah puasa ini tidak wajib dilaksanakan, namun sangat dianjurkan bagi umat Islam yang mampu untuk melaksanakannya. Dengan memahami hukum sunnah tersebut, seseorang dapat mempertimbangkan dengan baik apakah akan melaksanakan Puasa Lebaran Haji atau tidak. Jika seseorang memiliki kemampuan dan kondisi yang memungkinkan, maka melaksanakan Puasa Lebaran Haji akan menjadi ibadah yang sangat baik dan berpahala.
Selain itu, memahami hukum sunnah dalam Puasa Lebaran Haji juga dapat mempengaruhi niat seseorang dalam melaksanakan ibadah puasa ini. Dengan mengetahui bahwa Puasa Lebaran Haji adalah ibadah sunnah, seseorang dapat lebih memahami bahwa ibadah ini bukanlah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan, namun merupakan kesempatan untuk mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT.
Secara praktis, memahami hubungan antara hukum sunnah dan niat puasa lebaran haji dapat membantu seseorang untuk lebih optimal dalam melaksanakan ibadah puasa. Dengan kesadaran dan pemahaman yang baik tentang hukum sunnah, seseorang dapat lebih menghargai dan memanfaatkan kesempatan untuk melaksanakan Puasa Lebaran Haji, sehingga memperoleh pahala dan keberkahan dari Allah SWT.
Syarat
Dalam konteks niat puasa Lebaran Haji, syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melaksanakan ibadah puasa ini meliputi beragama Islam, baligh, berakal sehat, dan mampu. Persyaratan ini memiliki arti dan implikasi penting yang perlu dipahami oleh umat Islam.
- Beragama Islam
Syarat pertama untuk melaksanakan puasa Lebaran Haji adalah beragama Islam. Artinya, ibadah puasa ini hanya diperuntukkan bagi umat Islam yang telah mengucapkan syahadat dan mengakui keesaan Allah SWT serta kerasulan Nabi Muhammad SAW.
- Baligh
Syarat berikutnya adalah baligh. Baligh dalam konteks ini berarti telah mencapai usia dewasa atau telah mengalami mimpi basah bagi laki-laki dan haid bagi perempuan. Usia baligh menandakan bahwa seseorang telah memiliki kemampuan untuk menjalankan kewajiban agama, termasuk ibadah puasa.
- Berakal sehat
Syarat ketiga adalah berakal sehat. Berakal sehat berarti memiliki kemampuan berpikir dan membedakan antara yang baik dan yang buruk. Orang yang gila atau mengalami gangguan jiwa tidak diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa.
- Mampu
Syarat terakhir adalah mampu. Mampu dalam konteks ini berarti memiliki kemampuan fisik dan kesehatan yang baik untuk melaksanakan ibadah puasa. Orang yang sakit atau lemah tidak diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa.
Demikianlah penjelasan tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melaksanakan ibadah puasa Lebaran Haji. Dengan memahami syarat-syarat tersebut, umat Islam dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk melaksanakan ibadah puasa ini dan memperoleh pahala dan keberkahan dari Allah SWT.
Rukun
Dalam ibadah puasa Lebaran Haji, rukun puasa merupakan elemen penting yang harus dipenuhi agar puasa dianggap sah. Rukun puasa meliputi niat, menahan diri dari makan dan minum, serta menjaga diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa. Ketiga rukun ini memiliki keterkaitan erat dengan niat puasa Lebaran Haji.
Niat merupakan awal dari segala ibadah, termasuk puasa Lebaran Haji. Niat yang kuat dan ikhlas akan menjadi dasar bagi pelaksanaan puasa yang benar dan berpahala. Niat harus dilakukan sebelum memulai puasa, yaitu pada malam hari sebelum fajar menyingsing. Dengan adanya niat, maka menahan diri dari makan dan minum serta menjaga diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa menjadi sah dan bernilai ibadah.
Menahan diri dari makan dan minum selama berpuasa merupakan wujud nyata dari pengendalian diri dan kesabaran. Dengan menahan hawa nafsu, seseorang belajar untuk mensyukuri nikmat Allah SWT dan melatih ketahanan mental serta fisiknya. Selain itu, menjaga diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa, seperti berkata-kata kotor, berbuat maksiat, dan sebagainya, merupakan bentuk usaha untuk menjaga kesucian dan kekhusyukan ibadah puasa.
Secara praktis, memahami dan melaksanakan rukun puasa dengan baik akan membantu seseorang untuk menjalankan ibadah puasa Lebaran Haji dengan sempurna dan memperoleh pahala yang berlimpah. Dengan niat yang kuat, menahan diri dari makan dan minum, serta menjaga diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa, seseorang dapat meraih tujuan dari ibadah puasa Lebaran Haji, yaitu untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Namun, dalam pelaksanaannya, terkadang terdapat tantangan yang dihadapi oleh umat Islam dalam melaksanakan rukun puasa. Misalnya, menahan diri dari makan dan minum pada saat cuaca panas dapat menjadi ujian kesabaran dan ketahanan fisik. Selain itu, menjaga diri dari berbagai hal yang dapat membatalkan puasa, seperti godaan untuk berkata-kata kotor atau berbuat maksiat, juga memerlukan perjuangan dan pengendalian diri yang kuat.
Dengan demikian, memahami dan melaksanakan rukun puasa dengan baik merupakan kunci utama dalam menjalankan ibadah puasa Lebaran Haji. Dengan niat yang kuat, menahan diri dari makan dan minum, serta menjaga diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa, seseorang dapat meraih tujuan dari ibadah puasa Lebaran Haji, yaitu untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Keutamaan
Keutamaan puasa Lebaran haji memiliki hubungan yang erat dengan niat puasa Lebaran haji. Niat yang kuat dan ikhlas akan menjadi dasar bagi seseorang untuk memperoleh pahala yang berlimpah, menghapuskan berbagai macam pelanggaran, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Niat yang kuat akan menjadi motivasi bagi seseorang untuk melaksanakan puasa Lebaran haji dengan baik dan khusyuk. Dengan niat yang kuat, seseorang akan lebih mudah untuk menahan hawa nafsu dan menjaga diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa. Selain itu, niat yang kuat juga akan membuat seseorang lebih fokus dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pahala yang berlimpah, penghapusan berbagai macam pelanggaran, dan kedekatan diri kepada Allah SWT merupakan hasil dari niat yang kuat dan ibadah puasa Lebaran haji yang dilaksanakan dengan baik dan khusyuk. Pahala yang berlimpah akan menjadi bekal bagi seseorang di akhirat kelak. Penghapusan berbagai macam pelanggaran akan membuat seseorang menjadi lebih bersih dan terbebas dari segala macam kesalahan. Sedangkan, kedekatan diri kepada Allah SWT akan membuat seseorang menjadi lebih tenang dan damai dalam hidupnya.
Demikianlah penjelasan tentang hubungan antara keutamaan puasa Lebaran haji dan niat puasa Lebaran haji. Dengan memahami hubungan ini, diharapkan setiap muslim dapat melaksanakan ibadah puasa Lebaran haji dengan niat yang kuat dan ikhlas, sehingga dapat memperoleh pahala yang berlimpah, menghapuskan berbagai macam pelanggaran, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Tantangan
Dalam menjalankan ibadah puasa Lebaran Haji, umat Islam dihadapkan pada berbagai tantangan, salah satunya adalah menahan rasa haus dan lapar serta menjaga diri dari berbagai macam godaan. Tantangan ini memiliki hubungan yang erat dengan niat puasa Lebaran Haji.
Niat yang kuat menjadi dasar bagi seseorang untuk dapat menahan rasa haus dan lapar serta menjaga diri dari berbagai macam godaan selama berpuasa. Dengan niat yang kuat, seseorang akan lebih mudah untuk mengendalikan hawa nafsunya dan fokus pada ibadah. Sebaliknya, jika niat puasa tidak kuat, maka seseorang akan lebih mudah menyerah ketika menghadapi tantangan tersebut.
Selain itu, niat puasa Lebaran Haji juga mempengaruhi cara seseorang dalam menghadapi tantangan tersebut. Dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT, seseorang akan lebih sabar dan tabah dalam menghadapi rasa haus dan lapar serta berbagai macam godaan. Sebaliknya, jika niat puasa tidak ikhlas, maka seseorang akan lebih mudah mengeluh dan putus asa.
Dalam praktiknya, tantangan menahan rasa haus dan lapar serta menjaga diri dari berbagai macam godaan selama berpuasa dapat berupa:
- Menahan rasa haus dan lapar yang semakin terasa saat cuaca panas.
- Menahan godaan untuk makan dan minum ketika melihat orang lain makan dan minum.
- Menahan godaan untuk berkata-kata kotor atau melakukan perbuatan yang dapat membatalkan puasa.
- Menahan godaan untuk berbuat maksiat, seperti menonton film atau acara TV yang tidak bermanfaat.
Dengan memahami hubungan antara tantangan menahan rasa haus dan lapar serta menjaga diri dari berbagai macam godaan dengan niat puasa Lebaran Haji, umat Islam diharapkan dapat memperkuat niat mereka sebelum memulai puasa. Dengan niat yang kuat dan ikhlas, diharapkan mereka dapat lebih mudah dalam menghadapi tantangan tersebut dan memperoleh pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Tanya Jawab Puasa Lebaran Haji
Dalam rangka membantu umat Islam memahami dan melaksanakan ibadah puasa Lebaran Haji dengan baik, berikut adalah beberapa tanya jawab yang sering muncul terkait niat puasa Lebaran Haji:
Pertanyaan 1: Apakah syarat sah puasa Lebaran Haji?
Jawaban: Syarat sah puasa Lebaran Haji meliputi beragama Islam, baligh, berakal sehat, dan mampu.
Pertanyaan 2: Kapan waktu pelaksanaan puasa Lebaran Haji?
Jawaban: Puasa Lebaran Haji dilaksanakan pada tanggal 8, 9, dan 10 Dzulhijjah.
Pertanyaan 3: Bagaimana tata cara niat puasa Lebaran Haji?
Jawaban: Niat puasa Lebaran Haji diucapkan pada malam hari sebelum memulai puasa, yaitu pada sepertiga malam terakhir. Lafaz niat: "Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i sunnati 'iidil adha lillahi ta'ala."
Pertanyaan 4: Apa saja hal-hal yang membatalkan puasa Lebaran Haji?
Jawaban: Hal-hal yang membatalkan puasa Lebaran Haji antara lain makan dan minum dengan sengaja, muntah dengan sengaja, dan berhubungan suami istri.
Pertanyaan 5: Apa saja keutamaan puasa Lebaran Haji?
Jawaban: Keutamaan puasa Lebaran Haji antara lain mendapatkan pahala yang berlimpah, menghapuskan dosa-dosa kecil, dan meningkatkan derajat ketakwaan.
Pertanyaan 6: Bagaimana cara menjaga kekhusyukan dalam menjalankan puasa Lebaran Haji?
Jawaban: Untuk menjaga kekhusyukan dalam menjalankan puasa Lebaran Haji, sebaiknya memperbanyak ibadah, seperti membaca Al-Qur'an, berzikir, dan berdoa.
Demikianlah beberapa tanya jawab seputar niat puasa Lebaran Haji. Semoga bermanfaat bagi umat Islam yang ingin melaksanakan ibadah puasa Lebaran Haji dengan baik dan khusyuk.
Dalam pembahasan berikutnya, kita akan membahas tentang tata cara pelaksanaan puasa Lebaran Haji secara lebih rinci, termasuk persiapan yang perlu dilakukan sebelum memulai puasa.
TIPS Puasa Lebaran haji
Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda menjalankan ibadah puasa Lebaran haji dengan baik dan khusyuk:
Tip 1: Persiapan Fisik dan Mental
Sebelum memulai puasa, pastikan kondisi fisik dan mental Anda dalam keadaan baik. Istirahat yang cukup dan konsumsi makanan sehat akan membantu Anda menjalani puasa dengan lancar.
Tip 2: Niat yang Kuat
Niat yang kuat merupakan kunci utama dalam menjalankan ibadah puasa. Pastikan Anda memiliki niat yang ikhlas karena Allah SWT dan bertekad untuk melaksanakan puasa dengan sebaik-baiknya.
Tip 3: Sahur yang Sehat
Sahur merupakan waktu makan penting sebelum memulai puasa. Pastikan Anda mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang saat sahur. Hindari makanan yang terlalu berat atau pedas agar tidak mengganggu ibadah puasa Anda.
Tip 4: Menjaga Kesehatan Selama Berpuasa
Selama berpuasa, penting untuk menjaga kesehatan tubuh dengan baik. Perbanyak minum air putih saat berbuka dan sahur, serta konsumsi makanan yang bergizi seimbang. Hindari aktivitas fisik yang berat dan istirahat yang cukup.
Tip 5: Menjaga Kekhusyukan Ibadah
Untuk menjaga kekhusyukan ibadah selama berpuasa, sebaiknya perbanyak ibadah, seperti membaca Al-Qur'an, berzikir, dan berdoa. Hindari kegiatan yang dapat mengganggu kekhusyukan ibadah, seperti mendengarkan musik atau menonton televisi.
Tip 6: Bersedekah
Bersedekah merupakan salah satu amalan yang dianjurkan selama bulan haji. Bersedekah dapat membantu membersihkan harta dan meningkatkan pahala Anda.
Tip 7: Mempererat Silaturahmi
Bulan haji merupakan waktu yang tepat untuk mempererat silaturahmi dengan keluarga, sahabat, dan tetangga. Jalin komunikasi yang baik dan saling mendoakan agar ibadah haji Anda dan mereka diterima oleh Allah SWT.
Dengan mengikuti tips-tips tersebut, diharapkan Anda dapat menjalankan ibadah puasa Lebaran haji dengan baik dan khusyuk. Ibadah puasa Lebaran haji yang diterima oleh Allah SWT akan membawa banyak keberkahan dan pahala bagi Anda.
Dalam pembahasan berikutnya, kita akan membahas tentang adab-adab dalam menjalankan ibadah puasa Lebaran haji. Adab-adab ini penting untuk diperhatikan agar ibadah puasa Anda semakin sempurna dan bernilai di sisi Allah SWT.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, pembahasan mengenai niat puasa Lebaran haji dalam artikel ini memberikan beberapa insights penting:
- Niat merupakan dasar dari ibadah puasa Lebaran haji dan menjadi penentu sah atau tidaknya puasa tersebut.
- Niat yang kuat dan ikhlas akan membantu seseorang dalam menjalankan ibadah puasa dengan baik dan khusyuk, serta memperoleh pahala yang berlimpah.
- Niat puasa Lebaran haji juga mempengaruhi cara seseorang dalam menghadapi tantangan selama berpuasa, seperti menahan rasa haus dan lapar serta menjaga diri dari berbagai macam godaan.
Melalui pemahaman yang baik tentang niat puasa Lebaran haji, umat Islam dapat mempersiapkan diri dengan baik sebelum melaksanakan ibadah puasa ini. Niat yang kuat dan ikhlas akan menjadi bekal utama dalam menjalankan puasa dengan lancar dan khusyuk, sehingga memperoleh pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Hendaknya kita senantiasa menjaga niat puasa Lebaran haji agar tetap kuat dan ikhlas, serta berusaha untuk melaksanakan puasa dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, ibadah puasa Lebaran haji kita akan diterima oleh Allah SWT dan menjadi amal saleh yang bernilai tinggi.
No comments:
Post a Comment